July 30, 2015

Tutorial Konsep Dasar Fotografi Dan Kamera Digital

Tulisan ini akan membahas dan memperkenalkan konsep dasar fotografi dan kamera digital agar kita dapat mengambil foto dengan lebih baik. Karena ketika kita mengenal alat yang kita gunakan, seharusnya kita lebih menjiwai dalam bekerja dengannya .. harapannya hasilnya akan jauh lebih baik. Bagi yang baru baru terjun ke dunia fotografi wajib baca ! Bagi yang sudah terjun tolong disundul gan, dishare dan disebarkan seluas-luasnya hehe.

Jadi gini, hal dasar yang perlu kita camkan di pikiran kita, bahwa untuk mengambil foto-foto yang bagus tidak perlu kamera mahal dan sebuah tas (yang didesain khusus untuk kamera cieee) penuh peralatan. Yang penting adalah kemampuan fotografer untuk melihat sekitarnya dan menggunakan pengetahuannya untuk memahamai obyek foto. Hentikan debat kamera mana yang paling hebat, sistem mana yang paling bagus. Ambil segera yang dibutuhkan dan pelajari. Saya ingin mencoba back to basic di artikel kali ini, bahkan sangat basic menyangkut mekanisme kamera, bagaimana dasar-dasar fotografi, membuat orang yang baru terjun semakin tertarik dan mudah-mudahan bisa membantu untuk menikmati hobi atau bahkan naik level menjadi seorang pro (tentu dengan banyak latihan). Ya saya tahu, selama ini saya memang terlalu banyak ngomongin rumor dan berita kamera sehingga tidak sempat untuk membahas pengetahuan, teknik dan skill terkait fotografi.

Diagram Kamera

Contoh Diagram Kamera, Image Labeled For Commercial Reusable
Contoh Diagram Kamera, Image Labeled For Commercial Reusable
Kata “fotografi” berasal dari negara Perancis tetapi didasarkan pada kata Yunani dan secara harafiah berarti “menggambar dengan cahaya”. Jadi seni pada fotografi pada dasarnya adalah seni melihat dan menyeimbangkan cahaya.
Ilustrasi di sebelah menunjukkan jalan cahaya bergerak dari objek ke sensor (atau film di kamera non-digital).
  1. Pertama cahaya harus masuk melalui lensa, yang merupakan serangkaian potongan dari kaca cembung cekung. Jika fokus didapat dengan baik maka cahaya akan bertemu pada sensor.
  2. Cahaya akan melewati Aperture (semacam lubang bukaan yang besarnya bisa diatur) yang ditempatkan di dalam lensa. Pada dasarnya merupakan mekanik pembukaan yang mengontrol seberapa banyak cahaya mencapai sensor.
  3. Untuk kamera jenis DSLR, sebelum menyentuh sensor cahaya akan terpantul melalui Mirror (cermin) dan masuk ke prisma untuk diteruskan ke eyepiece dan mata pengguna. Untuk jenis kamera mirrorless, cahaya langsung menyentuh sensor dan obyek ditampilkan di LCD.
  4. Shutter terletak di dalam body kamera tepat di depan sensor. Shutter berfungsi sebagai mekanika dalam menentukan /mengontrol berapa lama sensor terkena cahaya.
  5. Sensor adalah piringan persegi yang sangat sensitif di mana cahaya diserap, diubah menjadi informasi digital berupa pixel warna yang membentuk sebuah gambar/foto.

Aperture (Bukaan)

Diagram Aperture dan Efek DOF, Image Labeled For Commercial Reusable
Diagram Aperture dan Efek DOF, Image Labeled For Commercial Reusable
Aperture terletak di dalam lensa dan mengendalikan seberapa banyak cahaya bisa melewati lensa menuju sensor. Aperture yang besar memungkinkan banyak cahaya lewat dan sebaliknya bukaan yang kecil membuat cahaya sedikit. Mengetahui bagaimana aperture mempengaruhi foto adalah salah satu bagian yang paling penting dari fotografi, yang antara lain mempengaruhi :
  1. Jumlah cahaya
  2. Depth of field
  3. Kecepatan lensa
  4. Ketajaman gambar
  5. Vignetting
Angka F adalah nomor matematika yang mengekspresikan diameter aperture, merupakan bagian penting dari memahami bagaimana aperture dan eksposur bekerja. Semua angka F memiliki notasi yang umum, misalnya f/5.6 atau f/2.8. Ada beberapa jumlah set angka F yang digunakan dalam fotografi , ada beberapa skala yang berbeda tetapi “standar” skala angka F full-stop adalah:
  • f / 1.4 (bukaan terbesar, sebenarnya ada juga f / 1 yang lebih besar)
  • f / 2
  • f / 2.8 
  • f / 4 
  • f / 5.6 
  • f / 8 
  • f / 11
  • f / 16
  • f / 22 (bukaan terkecil)
Ini dikenal sebagai angka F full-stop. Jika Anda menurunkan angka F satu full-stop misal f / 4 ke f/2.8, artinya jumlah cahaya yang melewati akan dua kali lipat lebih banyak. Jika Anda meningkatkan angka F satu full-stop, seperti f /5.6 ke f / 8, maka hanya setengah jumlah cahaya yang akan mencapai sensor. Mengapa angkanya kecil kok bukaannya lebih besar ? karena angka tersebut sebagai angka pembagi dari f (focal length).
Ada beberapa angka F antara dari angka full-stop di atas tergantung pada apa skala sedang digunakan. Yang paling umum adalah skala 1/3 , yang berarti bahwa setiap langkah ketiga adalah full -stop , sehingga memberikan Anda dua pengaturan antara dari setiap full-stop. Misalnya antara f / 8 dan f /11 kita bisa set f / 9 dan f /10.

Shutter (Rana)

Shutter Blade (Bilah Rana), Image Labeled For Commercial Reusable
Shutter Blade (Bilah Rana), Image Labeled For Commercial Reusable
Shutter atau rana adalah mekanisme yang mengontrol berapa lama sensor terkena cahaya. Semakin lama shutter membuka lebih banyak cahaya dapat ditangkap oleh sensor. Shutter berbentuk seperti bilah yang dapat membuka dan menutup dengan cepat, tetapi lama waktu membukannya bisa diatur dinamakan dengan shutter speed. Shutter speed tinggi akan menghasilkan objek freeze tidak bergerak dan kecepatan rana lambat akan menangkap gerakan dari obyek bergerak (gambar menjadi blur).
Ada skala stop untuk kecepatan rana seperti pada aperture, contoh di bawah ini adalah satu full-stop (dalam detik/second) :
1/16000, 1/8000, 1/4000, 1/2000, 1/1000, 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30, 1/15, 1/8, 1/4, 1/2, 1, 2, 4, 8, 16
Dan seperti halnya dengan aperture, shutter speed pada umumnya juga bisa memiliki 1/3 skala, memberikan dua langkah di antara setiap full-stop. Misalnya antara 1/60 dan 1/125 bisa menggunakan 1/80 dan 1/100.
Dua faktor utama yang mengendalikan eksposur adalah shutter speed dan aperture. Saat ini juga sudah berkembang yang namanya electronic shutter dimana tidak lagi melibatkan mekanisme bilah yang membuka dan menutup, tetapi sepenuhnya rekayasa elektronik.

ISO

Setting ISO, Image Labeled For Commercial Reusable
Setting ISO, Image Labeled For Commercial Reusable
Kecepatan ISO (berasal dari Organisasi Internasional untuk Standardisasi ) adalah ukuran kecepatan film atau sensitivitas terhadap cahaya. Dengan kamera digital ISO mempengaruhi sensor. Sebuah kecepatan ISO rendah membutuhkan waktu lama untuk pencahayaan, kecepatan ISO tinggi memerlukan waktu sedikit untuk memberikan eksposur yang sama.
Satu langkah dalam ISO sama dengan satu full-stop. Pada ISO tidak ditemukan skala 1/3. Berikut adalah kecepatan ISO yang paling umum.
ISO 50 100 200 400 800 1600 3200 6400 12800 25600
Pada film 35mm, film dengan kecepatan ISO tinggi memiliki lebih banyak buliran dari sebuah film yang lebih lambat – tetapi sensor modern tidak menggunakan mekanisme yang sama. Sehingga sensor digital menciptakan noise. Noise digital tidak terlihat baik seperti pada butiran film. Terlihat contoh di atas, high ISO membuat gambar noise yang mengganggu.
Jika tidak ada masalah pencahayaan, maka selalu gunakan nomor ISO rendah tetapi jika Anda di dalam ruangan dengan cahaya rendah atau kondisi lain ketika Anda menemukan kombinasi aperture / shutter tidak cukup, maka  kecepatan ISO bisa diperbesar. Sensor digital baru terus dikembangkan dan tingkat kebisingan dengan kecepatan ISO tinggi menurun pada setiap rilis kamera baru.
Konsep di atas memang tidak menjelaskan secara detail cara menggunakannya secara harmonis di kamera, tetapi setidaknya kita sudah tahu dulu mekanisme kerjanya. Lain waktu tentu kita akan bahas lebih detail satu-persatu. Okey, selesai sudah tulisan tentang teknik dasar fotografi dan kamera ini, semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment