“Sukses” adalah sebuah kata yang kerap
kali kita dengar, diucapkan dalam lantunan doa setiap orang, mimpi dan
sebuah pencapaian besar dalam hidup di masa depan. Bagaimana seseorang
memaknai kesuksesan bagi dirinya adalah tergantung ukuran mereka dalam
menilai kesuksesan itu sendiri. Bisa jadi sukses si A adalah ketika
perusahaan yang dikembangkannya dapat mencapai level go internasional.
Lalu dengan si B tolak ukur kesuksessan yang diraihnya apabila ia bisa
melewati setiap ujian dalam kehidupan, si C, si D dan seterusnya
memiliki ragam keinginan tingkat kesuksesan mereka.
Namun pernahkan terlintas dalam hati
bagaimana jika sukses itu dapat diraih bersama-sama? Alangkah
sederhananya hasrat yang diidamkan namun pengaruhnya begitu besar pada
niat awal kita. Bukankah jauh lebih indah ketika planing kesuksesan yang
telah kita rencanakan secara perseorangan turut serta menyeret/menarik
orang lain agar bisa merasakan definisi kesuksesan tersebut?
Yang dibutuhkan untuk negeri kita adalah
seseorang yang memiliki mental pemimpin, bukanlah mereka yang berbangga
diri menjadi bos. Pemimpin yang bukan saja baik tetapi hebat, adalah
pemimpin yang memperlakukan rekan kerjanya sebagai mitra, bukan sebagai
pegawai rendah atau buruh. Seorang Pemimpin yang baik memperlakukan
usaha bersamanya selaku kinerja tim berpendapat bahwa, setiap orang yang
memegang bagian ialah orang-orang yang menghantarkan kesuksessan itu
secara bersama-sama.
Kemudian penyiapan bekal apa agar kesuksesan bersama teraih dengan mudah?
Satu-satunya kunci yang tidak bisa dibeli di toko mahal sekalipun adalah:
ketulusan niat yang dibangun dari dalam hati dan diri sendri!
Niat “benar”, “besar” dan dibingkai
dengan hati “sabar” akan membuka banyak jalan yang menuntun menuju
kesuksessan itu. Keikhlasan hati dan kerendahan niat untuk berbagi
adalah seribu lintasan yang mempermudah dari sepersekian masalah yang
akan menghambat di depan.
Jadi, Tidak ada alasan lagi untuk kita tidak mengambil langkah berfikir besar kan?
Jadi semakin pahamkan, jika orang jawa
ketika melihat seseorang gagal melakukan sesuatu karena malas-malasan
maka orang itu disebut “ORA NIAT” (gak Niat).
Niat juga sering di gantikan dengan kata TEKAT yang kuat, sehingga
apapun halangannya, tetap saja masih ‘ngeyel’ untuk terus melakukan dan
mencoba. Orang disebut berniat atau bertekat itu jika dia tetap
melakukan pekerjaan itu meski di saat yang sama orang lain sudah
menyerah karena hambatan yang dihadapi.
Sekali lagi,
Niat untuk menjadi “benar” dan “besar” yang dibingkai dengan hati “sabar” akan membuka banyak jalan yang menuntun menuju kesuksessan itu. Keikhlasan hati dan kerendahan niat untuk berbagi adalah seribu lintasan yang mempermudah dari sepersekian masalah yang akan menghambat di depan.
Niat untuk menjadi “benar” dan “besar” yang dibingkai dengan hati “sabar” akan membuka banyak jalan yang menuntun menuju kesuksessan itu. Keikhlasan hati dan kerendahan niat untuk berbagi adalah seribu lintasan yang mempermudah dari sepersekian masalah yang akan menghambat di depan.
Selamat mewujudkan mimpi dan menabung harapan besar ke depan untuk lingkungan anda.
No comments:
Post a Comment